supermoon
Fenomena Supermoon kembali
membuat heboh. Bahkan sejak Sabtu (5/5/2012) malam, masyarakat di
berbagai daerah sudah antusias mengamati walau Bulan belum memasuki fase
Purnama.
Tapi, apa sejatinya Supermoon? Apakah Supermoon
merupakan fenomena langka? Bagaimana Supermoon dipandang dalam astronomi
dan astrologi? Lalu, apakah benar Supermoon terkait dengan bencana?
Kepala
Observatorium Bosscha, Hakim L. Malasan, mengatakan bahwa Supermoon
sejatinya bukan peristiwa langka. Supermoon terjadi saat Purnama
bersamaan dengan waktu perigee, saat Bulan berada di titik terdekat
Bumi.
Saat Supermoon, Bulan akan 10 persen lebih dekat (jarak
dari Bumi hanya sekitar 350.000 km. Dampaknya, Bulan akan 14 persen
lebih besar serta 30 persen lebih terang.
Tahun lalu, Supermoon
terjadi pada 19 Maret 2011. Tahun ini, Supermoon "memuncak" pada Minggu
(6/5/2012). Purnama mulai terjadi hari ini pukul 10.35 WIB sementara
perigee terjadi pada 10.34 WIB.
Menurut Hakim, Supermoon tahun
ini cukup istimewa. Waktu Purnama dan perigee yang hanya terpaut 1 menit
cukup langka, menjadikan Supermoon tahun ini sebagai salah satu yang
terbaik.
Hakim menerangkan bahwa Supermoon sebenarnya tidak
dikenal dalam astronomi. Astronomi tidak memberi istilah khusus pada
fenomena Purnama dan perigee yang hampir bersamaan atau bersamaan.
Supermoon
hanya dikenal dalam dunia astrologi. Astrologi sendiri bukan bagian
dari sains. Astrologi berupaya mengaitkan gerakan benda langit serta
dampaknya bagi manusia.
"Dalam astrologi, Supermoon memiliki
dampak sangat besar pada manusia. Supermoon dikaitkan dengan bencana,"
ungkap Hakim saat dihubungi Kompas.com, Minggu.
Salah
satu bentuk kaitan Supermoon dan bencana adalah kejadian gemnpa Jepang
tahun 2011 lalu. Menurut sejumlah pihak, gempa salah satunya dipicu oleh
Purnama yang berada di titik terdekat dari Bumi ini.
"Kalau
dalam astronomi, Supermoon sebenarnya biasa saja. Tidak ada kaitannya
dengan bencana. Bisa mempengaruhi air pasang di laut, tapi tidak
signifikan sekali," kata Hakim.
Meskipun merupakan hal biasa
dalam astronomi, Supermoon tetap punya daya tarik. Supermoon bisa
digunakan untuk memperbaiki perhitungan-perhitungan astronomis.
"Waktu
Supermoon, kita bisa melakukan perbaikan dengan mengukur peredaran
Bulan mengelilingi Bumi dengan lebih presisi," ungkap Hakim.
Menurut
Hakim, perbaikan tersebut bisa memberikan dampak pada kehidupan
sehari-hari. Contohnya, perhitungan terjadinya pasang surut, peringatan
hari raya keagamaan dan sebagainya.
Dalam pengamatan Supermoon
kali ini, kata Hakim, mahasiswa Institut Teknologi Bandung (ITB) akan
mengukur diameter Bulan. Mereka akan membandingkan kondisi Supermoon
dengan saat Purnama biasa.
sumber : http://sains.kompas.com/read/2012/05/06/15104593/Supermoon.Astronomi.dan.Astrologi
0 komentar: